the telling tale of a pirate girl

my dearest, dearest love
how your patch has blinded you
angle of our rudder you have control of
but not the storm when the sea is greenish blue

so the story goes i was drowning
and my captain, you were dry land
saved me from the waves a-pounding
worry on your face, salvation in your hand

spent our days drifting at sea ever since
designing the biggest, toughest ship of all
and while i wait for all my sins to rinse
into a worse hell i steadily crawl

little regrettable half-truths
disguised lies and pieces of fiction
yet you refuse to take notice of the proof
know that i am a crippling affliction

so i will leave what's left of you at this deck
live, captain, repair your heart of chips
maybe this ship was meant to be a wreck
the best of plans can't save a heart that trips

partially painful

half spoken words fail
a trifle matter of meaning
covered in the sound
of pointlessness

gypsy minds
and unsettle hearts
here is absolutely everything

but here is nothing

autumn

you will not
weigh me down
like a cold,
gray morning

midnight burnout: haiku

silence climbs the night
and you offered the ladder
but soundlessness kills

yonder

must pacify
a loud sorrow commands
halt, I say and say I
none of that today

silver and gold on Carolina blue
someday I will cross you
but for now I must delay
must pacify

spring to me

softly sneaking and subtle
with a hint of a sweet,
lovely scent
of Peonies afloat

breeze,
breeze drift a gentle manner
whisper me a quiet number
I will listen with the lea

the kind of poem
that does not rhyme,
untroubled pen on untroubled paper,
you are spring to me

cinta saja

berjingkat-jingkat melangkah kecil-kecil
bermain halang rintang dengan apa yang menghadang
misalkan menyeberangi sungai lompat menapaki bebatuan
perlahan menghitung kemungkinan
sampai di seberang tanpa jatuh tercebur basah
misalkan melompati kubangan
menghindari lumpur selepas hujan
sebelum melonjak mengira-ngira
sekuat apa agar tak mendarat lalu kotor
misalkan menemui jalan setapak tertutup tanah,
batu dan pasir--
ah, sudahlah, untuk apa berhati-hati?
tak ada salahnya kerikil menyandung
jika jatuh kita cuma terperosok
ke dalam bukan apa-apa
cinta saja

hai mimpi

para kurcaci sudah pulang ke hutan sedari tengah malam, tak suka bertemu dengan matahari jika tak sendiri mereka menari di antara pepohonan. tinggal gaun dan sebelah sepatu kaca saja tertinggal-- ah! hilang sudah bersama gelap yang baru saja berganti pagi dengan mata dan jendela terbuka.

hai mimpi, sebenar-benarnya kamu bertandang ketika kedua mataku terpejam, tak pernah kamu menetap lalu menjelma hidup. lihat itu langit, cerah biru tapi mustahil secantik yang neon hijau yang pernah kusaksikan dalam lelap lamunan.

tak pernah benarkah adanya seekor kuda bertanduk satu, sepohon kacang yang tumbuh hingga ke balik awan, atau pangeran yang membantai naga menghembus api? dan jika kita tersesat di tengah hutan berjalan kaki, takkan adakah sebuah rumah yang manis jika dimakan? takkan pernahkah kita temui sebuah labu berubah menjadi kereta dengan tikus-tikus yang simsalabim menjadi kuda?

tidak?

...

betapa pahit dan membosankannya dongeng ini.

gembala kecil ebiet g. ade

hai gembala kecil
ambil kembali capingmu
kau lempar dia kepada ombak
namun ombak tak perlu

ganti tangismu itu, katanya
tanah bencana ini basah sudah terlalu
mengalir terus ke laut hingga tinggi
hendak tenggelam kita bersama air mata

langit apakah menjawab kabar duka yang kau bawa?
sampai kapanpun kau tengadahkan wajahmu

awan bergumpalan tak berbekal sahutan

takkan langit mampu hentikan bosan tuhan

jika jatuh kau terluka
obati dan bangkit lagi berkali-kali
yang telah lama mati biarkan terbaring
berkabung selamanya, tapi hiduplah berjiwa


(sambil nonton video klip Berita Kepada Kawan - Ebiet G. Ade)

Kala

Saling mendorong tapi jatuh itu tabu
Siapa yang hendak menangkap tidak di antara kita
Atau mungkin di sela-sela tapi bersembunyi saja
Yang aman berhenti mendesak tapi berhenti itu sesak
(Ada kilat sambar-menyambar menyerta degupan berlaju-laju)

Peduli apa kita sama sekali tidak sama
Merampas sesekali pandang mengemban entah
Berpura-pura tidak tahu, tahu-tahu tidak berpura-pura
Terlibat peristiwa terbelit waktu terancam punah
(Lincam kita berpamitan di tengah kisah)

One lazy muse upon solitude

We are not lonely
Alone, but saved.
Rescuers, behold. A handful of gratitude
floating your way.

No sorrow tomorrow.

tapak nyanyian

another duet with Ms. Runi
runi is blue
i am green

dari kejauhan ada gemuruh
dan detik pun bergulung-gulung
wild child, it's time
bunda waktu bersenandung
kinanti sebelum tidur
dan tanya tanya tetap menari


dari kejauhan gemuruh perlahan mendekati
tak ada yang tertidur, tabuh drum itu! tabuh drum itu!
wild child, seek and not weep
sungguh nyaman itu ada
tak kau lihat dia berkelambu gelisah
dan berayun-ayun menggoda angin musim semi


tulip kuning muda temani hatimu berdansa
membisiki janji emas pelangi
memintal-mintal gerakan sampai pening kepalamu bahagia
dan semua menyair hanya satu lagu
wild child, sing your heart out
dan hela nafas senyum itu

lenyap ritual

hanya secangkir kopi di tanganmu.
secangkir untukku di tanganmu,
tak terlihat lagi bentuk rupanya.

pagi tak pernah cerah kembali.




(sooooo stolen from castle.)

antisipasi

seru sekali bukan, 
menjudikan harapan, 
tanpa tahu siapa yang akan menang.
melangkah ke lantai dansa,
setengah bergandeng tangan, 
tapi tidak bersama seperjalanan.
tarik ulur saling menyerang, 
seperti bermain anggar, 
kita terus demikian.
sampai kita menganggukkan,
tanpa berloncat-loncatan,
bertaruh hati dadu ini kita mainkan.

what little time we had you spent it to tell me that you can't love me and then i pitied myself for not feeling the same

why darling, you
must have no idea
how hard it is to
love someone that you know
is going to break
your heart


(kinda stolen from an episode of Castle. kinda.)
(the title sounds like something out of postsecret. which is not a bad thing. at all.)
(i feel kinda blue.)

the invitation

the things that make us so heartbroken
are never about what the letters say
we care more, we are devoted
to what is not written on the page

and to ourselves is a promise of creation
of a barrier before affection steps to enter
gather all the oil, coil, and feed off frustration
shatterproof hearts, for the robots in the future

danse macabre

what is there to know more?
let the music be,
let the cantor sing and stare down.
feel the room under your feet,
just move.
can you taste it, the subtle savor of melancholy?
the grief,
and rapture that seep with each step
while we dance this delicate dance

slow down.
we're in no hurry to end,
are we?

absence

one forgotten wish you have run upon
to give me an echo to listen to in my ears

my dear,
how have you been gone

reasons and treasons

an airplane in the sky draws
letters of our names
inside a gigantic smoky heart.
when it's done it lands down
and we fade into bits
and pieces
of nothingness;
just air.
have we listened to
what we hear ourselves speak of?
not lies, but insist that we are storytellers,
we write fictions;
sincere contradictions.
we write reasons of treasons and they
all make sense.

but peter, how do we get to neverland?

my, my, how peculiar

aiming for a castle of sand

but all is a little bit of blur

and everything is, in never Neverland

the mermaids have all died

the pirates have all drowned

where's that pink house, you lied

no more than just caramel brown

see? no injuns or bears

but contained were our qualms

following behind our trails

bang! there goes the ticking bomb

who razed it into tiny crumbling pangs

then shoved us over the precipice

what has our treasure turned into?

nothing more than just blood on a wrist

so everything never was

second star to the left?

or was everything really was

second star to the left?

jauh di dalam hutan di sebuah pondok tua

berdansa dengan hati terpatah-patah
ditemani asap kepulan kuali
satu jumput, dua jumput akar-akaran
setengah cangkir ramuan istimewa
setangkup penuh kehendak
bercengkerama dengan hati berharap-harap
tak lagi terserak di sebuah pondok tua
berdansa dengan hati terpatah-patah

kudus

hendak ke mana belum terputus langkah kita

setapak berlumpur atau yang kering saja

bersandal jepit asal saling menggengam tangan

tak perlu sampai di tujuan pun tak mengapa

di tengah-tengah nanti kita menengadah

sesekali menikmati hujan dengan mata terbuka

mencari bentangan pita manis di angkasa

.

.

.

.

.

.

.

.

.

(ah, itu dia)