Pages

30 August 2005

seribu suara berkuasa

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

hijau, merah, lampu berganti,
dan selintas terasa
semilir hangat angin sore
melewati tengkuknya

satu, dua, tiga,
seribu kereta melintas.

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

oranye, abu, gerbong berganti.
dan selintas terlihat
lelatu rel dengan roda
cantik mengisi gelap petang

satu, dua, tiga,
seribu kereta melintas.

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

hitam, putih, pikirannya bergejolak
dan selintas terlintas
amukan hati berputus asa
suara-suara berisik dari dalam adalah tuhannya

satu, dua, tiga,
seribu suara berkuasa

***

terbaring kaku dia di sebuah rel kereta
sendiri,
sendiri,
tanpa nyawanya.

aku sedang mencintai seseorang diam-diam

aku...sedang mencintai seseorang diam-diam
bahkan langkahnya, aku tahu setiap irama dan ketukannya
setiap kalimatnya aku bayangkan menjadi lagu-lagu cinta
sayangnya bayangku di hatinya tidak ada,
selalu menjadi sekelebat angin
yang lewat melalui pohon meranggas
dan berubah menjadi daun-daun rapuh
yang terjun terhempas
namun melayang ringan perlahan
sambil merintih lemah
hinga jatuh ke tanah..

13 August 2005

End It Now

as rainbows and stars
pass calmly through my skies,
i burn all the paradise
i've been building and mythicize

step on my sand castles
yes, you're allowed to do so
and no, i won't wrestle
it's useless, i know.

as moonbeams and wind breeze
flow smoothly through my nights,
i silently try to freeze
all my hopes and dreams in sight

burst all my bubbles
yes, you're welcomed to do so
and no, i won't cause you trouble
i'm done here, i know.





[ah, ya sudahlah..]

Di Tengah Jalan, Siput Berubah Keriput

Hari ini terasa panjang. Bahkan terlalu panjang untuk dirasa pendek. Setiap gerakku seakan terhambat. Detik-detik melekat seakan tak mau lepas satu sama lain. Waktu menjerat tubuhku untuk dapat bergerak lebih cepat.

Aku lelah.
Betapa inginnya aku berhenti sekarang.

Untuk seorang manusia jarak dua langkah itu kecil, tapi sejauh ini rasanya semak itu masih jauh dari jangkauanku. Seakan-akan kebun ini telah berubah menjadi sebuah stadion besar, dan aku berada di tengah lomba. Sayangnya, tak satupun penonton bersorak untukku.

"Ma! Ada bekicot! Aku kasih garam ya? Biar mati!"
"Jangan, Nak. Kita tunggu saja dia sampai ke tujuannya. Lihat semangatnya."


Oh...mungkin satu orang.

07 August 2005

Radit Yang Tidak Cengeng

Radit kecil lahir sekitar 8 bulan yang lalu, membawa kebahagiaan kepada orang-orang di sekelilingnya. Hubungan kedua orangtuanya dengan masing-masing mertua kian membaik karena kehadirannya mengisi ruang kosong di hati keempat orang tua itu.

Radit tidak seperti balita kebanyakan. Bukannya bangun dan menangis di malam hari, dia tampak tidur pulas. Tak satu haripun orangtuanya terbangun karena jeritan dan tangisan tengah malam.

Ayahnya bangga, anaknya tidak cengeng.
Ibunya bersyukur, tidurnya tidak terganggu.

--

Malam ini di tengah tidurnya Radit terbangun. Matanya menangis melihat sosok putih berambut panjang di depannya, namun tak satu suarapun terdengar karena kuntilanak itu membungkam mulutnya.

Seperti pada malam-malam sebelumnya.

05 August 2005

Teruntuk Alice

gundukan tanah
yang ada di kebunmu
adalah tumpukan perasaan
orang-orang yang akan kau jumpai

liang kelinci yang kau masuki
adalah misteri alam pikiran
yang menyedotmu masuk
ke dalam ketidakwarasan

ulat yang bersantai di sebuah jamur
dengan rokok dan asapnya
akan mengajarkan kau
bagaimana menikmati candu

kucing gila yang terus menerus menyeringai
adalah hilang-timbulnya
sengitnya pertengkaran
otak kiri dan kananmu

lorong-lorong berpintu
adalah labirin rahasia
tempat cinta dan iblis
mengaduh bentrok kesakitan

dan ratu berbadan kartu
adalah dirimu
ketika kau terlalu sibuk melangkah catur
dan tak lagi mengenal cinta