Pages

30 August 2005

seribu suara berkuasa

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

hijau, merah, lampu berganti,
dan selintas terasa
semilir hangat angin sore
melewati tengkuknya

satu, dua, tiga,
seribu kereta melintas.

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

oranye, abu, gerbong berganti.
dan selintas terlihat
lelatu rel dengan roda
cantik mengisi gelap petang

satu, dua, tiga,
seribu kereta melintas.

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

hitam, putih, pikirannya bergejolak
dan selintas terlintas
amukan hati berputus asa
suara-suara berisik dari dalam adalah tuhannya

satu, dua, tiga,
seribu suara berkuasa

***

terbaring kaku dia di sebuah rel kereta
sendiri,
sendiri,
tanpa nyawanya.

No comments: