aku memang selalu menanti
datangnya undangan makan malam
atau sekedar lambaian tangan
darimu, selalu kunanti.
malam itu tiba berita darimu,
"Aku ada di dekat rumahmu.
Makan malam bersama?
Bagaimana, sayangku?"
refleks hatiku menjawab, "ya"
tapi sayang sekali sungguh, sayang
tawaran makan malam darimu datang
terlambat sudah adanya.
Di sampingku telah menunggu
hati lain yang ingin mencintaiku
karena kamu tak mernah membalas dengan pasti
aku berpaling dan kini telah memilih.
No comments:
Post a Comment