Dua minggu lalu kuterima sebuah surat pendek darimu yang menjadi awal dari akhir yang kukira akan indah.
Di dalamnya kau nyatakan cinta, mesti aku belum pernah melihatmu walaupun sekali. Di dalamnya kau nyatakan cinta dengan wacana indah, seindah-indahnya indah.
Akupun luluh.
Minggu lalu suratmu datang kembali dan memikatku. Aku jatuh cinta dan mendamba untuk bertemu.
Lalu bertemulah kita.
"Aku ingin memilikimu," katamu, dan akupun juga.
Namun aku berpunya hingga kukatakan, "tidak."
Sayangnya, engkau mendendam dan berhasrat untuk memilikiku sendiri.
"Kau hanya untukku dan bukan yang lain."
Dengan kalimat itu, kau tusuk jantungku dengan sebilah pisau.
Atas nama cinta, Setan membunuhku.
No comments:
Post a Comment