Pages

23 October 2005

Sayap

deru angin dan banjuran air hujan membuat hari ini lebih dingin, walaupun jam baru menunjukkan pukul 11. matahari yang sedari pagi memang bersembunyi di balik awan masih bersinar walaupun terlihat temaram. aku duduk sendiri, menunggu makhluk-makhluk lain berdatangan sambil mengepakkan sayap-sayap indah mereka.

sembari melipat kaki agar terlindung dari air hujan yang menetes dari palang, kuperhatikan bunga-bunga yang ada di dekatku. begitu basah, kelopaknya terlihat akan segera sobek dan rusak. rerumputan di sekitarnya juga basah, namun aku tidak begitu peduli karena...hanya karena mereka tidak menarik.

...dingin.

aku merinding kedinginan, terkena hujan kemudian angin. dan makhluk-makhluk itu belum ada yang datang. wajar, derasnya air yang tumpah dari atas pasti membuat mereka kesusahan untuk mencapai tempat ini.

akhirnya kubuka agendaku dan mulai membuat garis-garis tidak beraturan. gambaran perasaanku saat itu. ruwet. berbagai macam rasa bercampur menjadi satu. aku berganti gerakan tangan dan membuat tulisan-tulisan yang tak ada artinya. kalimat-kalimat kosong yang tidak berfungsi apa-apa. dangkal. kalimat-kalimat murahan yang kudapat dari lirik-lirik lagu.

...dingin.
...bosan.

aku merinding kedinginan sambil menumpuk kebosanan, terkena hujan, angin, kemudian sepi, dan makhluk-makhluk itu belum ada yang datang. padahal aku sudah menanti kepakan sayap-sayap cantik sedari tadi. wajar, derasnya air hujan pasti menghambat mereka.

si hijau milikku tidak bertenaga lagi. baterainya habis, keberadaannya sia-sia. kupalingkan lagi wajahku ke bawah, menatap agenda yang masih terbuka tadi. kali ini kuputuskan untuk menulis apa saja yang keluar lewat gerakan tangan, tanpa berpikir.

jadilah lembaran-lembaran kertas semakin penuh dengan coretan tanpa arti. gabungan dari tulisan, garis, kurva, dan titik-titik yang tidak bermakna. yah, setidaknya aku terlihat sibuk.

...dingin.
...bosan.
...pegal.

aku merinding kedinginan, menumpuk kebosanan, sambil menggerakkan leherku yang mulai pegal setelah dilanda hujan, angin, dan sepi. hujan mulai melunak, merintik. suasana semakin sunyi, namun entah mengapa saat itu aku mendengar sesuara memanggil namaku. akhirnya, sambil menoleh ke arah pintu mencari sumber suara tadi, sudut mataku menangkap sosok-sosok familiar.

mereka datang.

makhluk-makhluk yang kutunggu sedari tadi sudah datang, lengkap dengan sayapnya masing-masing. berkilauan dengan indah terkena tetesan hujan dan sinar matahari sekaligus.

...

kupu-kupu? malaikat? hanya aku yang tahu.

...

"ada kelas apa?"

aku tersenyum hendak menjawaqb, dan pada saat itulah hujan seperti berhenti, dan matahari menembus awan-awan yang menghalangi, memelukku dengan kehangatan, seolah ia menyayangiku.

No comments: