Pages

08 April 2005

Aku, Dia, Dia, dan Dia

Sebelumnya kami tidak saling mengenal. Semua sibuk dengan urusan masing-masing, masalahnya sendiri, atau masalah orang lain yang kira-kira dapat kami tangani. Baru sekarang kami berkumpul.

Pemandangannya...bagus.
Di bawah sana ada danau; sebuah rakit di pinggirnya.
Sekeliling kami penuh pepohonan, sedangkan kami duduk di tengah lantai mozaik dari kolase pecahan ubin. Lumayan unik, mengingat kami sedang di tengah 'hutan'.

Bersama, kami mengeluarkan pikiran-pikiran pintar, bertukar cerita, tertawa-tawa. Berbeda dari kami ketika di tengah kerumunan orang.
Bersama mereka kunikmati waktu, tak ingin beranjak lagi.

Seseorang menghampiriku, "ibu ngobrol sama siapa? Psikiater ibu sudah menunggu."

...

Seketika, sekelilingku berganti rupa...
Kota surreal-ku hilang.

1 comment:

snd said...

buat ibu2 pinggiran yang sekaligus anak band. :)