Istriku meninggalkanku dengan anak kami, Kumalasari, yang masih merah ketika ia pergi.
Betapa kejam dirinya, tega memalingkan mukanya terhadap Kumala, terhadapku yang selalu mencintainya -walau harus kuakui, wajahnya memang sungguh cantik.
"Aku harus pergi, Suamiku."
"Mengapa?"
"Karena kau telah berbohong padaku?"
"Aku selalu setia kepadamu, istriku. Bukankah kau ada di sini karena..."
"Terpaksa! Aku ada di sini karena terpaksa! Dipaksa olehmu, walaupun kau tidak mengakuinya. Kalau saja Kumala tidak ada..."
"Jangan kau gunakan anak kita sebagai alasan!"
"Sudahlah. Tak ada gunanya. Aku pergi," dan beranjaklah dia dari bumi.
Namanya Putri Bungsu.
Satu tahun lalu aku mengambil selendangnya di Telaga Bidadari.
No comments:
Post a Comment