Pages

19 March 2008

inspirasi

membacamu suatu perjuangan,
sepertibukutebaltanpatitiktanpakoma
lari lari dan lari terdengar suaraku
sendirian membaca ceritamu

saat ini kau tengah beristirahat
mesin ketik tak tik tak tik tak sibuk mengetik
menikmati segelas teh hangat yang sudah
dingin terbengkalai sejak tadi malam,
sambil mengasbak puntung ke-19 rokok milikmu itu

ah, sunyi kamar ini, kataku
kau hanya diam dan aku teraba-aba untuk pergi
baju yang berserakan satu-persatu kupunguti,
kupakai lagi menurut tampilan kemarin
petang.

kau hanya diam, menarik napas sejenak
sambil menengok ke arah pintu.
menunggu siapa dirimu? inspirasi takkan
datang lewat pintu

tapi kau tak menunggu kedatangan.
kau menyuruhku untuk pulang

membacamu penuh perjuangan, kataku
membuka pintu

...

dari depan mesin ketikmu yang sudah
mulai mengetik tak tik tak tik kembali,
kau pastikan,

kita jumpa lagi nanti malam?

18 December 2007

Karmic Tune

here's to our karmic tune
and all its wrong melodies
instead of making you swoon
I become most everybody

but at least i can take it slow
I have this patience i can coach
and maybe, baby, in our next life,
you'll be a cockroach I'll despise

20 October 2007

don't go away

i used to sit at the park with you
watched together the sky change hue
and we imagined clouds like tarts
counted airplanes, kites and stars

remember how we loved
all the things we pointed up
planes and birds and kites and stars
and all the clouds that looked like tarts

i, as you, still love the memories
but now airplanes are my enemies
because, "airplanes," to you i say
"they always take you away."

29 September 2007

listening.

see?
as you play "secret heart"
you begin to ask
the same question
to yours.

03 September 2007

Stifle.

i need a stopgap treatment
because all i do is dream
about you and i being us.

Gimme a thousand TVs.

07 August 2007

for you.

how i love you is odd.
like an African long for the rain but
fear a two day pour… and secretly he adores
the sweet scent of wet soil after.
like the Kuiper Belt – on the outside, but
with Pluto it grazes the galaxy… it needs a closer look
to comprehend.
how i love you is strange – as alien as what we call
faith: believing something
that is hard to, let alone can be seen,
but nothing proves otherwise so we stand proud.
also is strange, hearing Satie’s Gymnopedie in our heads, while
chasing monsters with butterfly nets in slow motion –
an esoteric thing, enjoyed by
those who anxiously wait to travel
in the speed of light, they have stars to reach
like you; something to fawn upon.
nothing lasts, it comes and goes. but
in a way everything does last, like
how i love you;
a law of Anicca: Impermanence. a bridge
between Dukkha and Anatta. nothing lasts
because they rise and cease to
rise and cease again.
like an Ouroboros. an unstoppable circle.
nothing lasts. but nothing dies.

essentially,
that is
how i love you.

23 July 2007

forever

you wish we can fly
and i tipped on my toes
but we see it's a lie
we don't know how to float

alas you and i
forget how to try
flap, flap, flap our wings
but pulled down by this abyss

sing a sad love lullaby
as we drop into this hole
our fingers intertwined
now we'll never let go

16 July 2007

what ur looking for

my dear, it's simple.

as simple as life's
thousands of variables
reduced to just one equation
as clear as the
one truest truth
of all the things i offer
it's as beguiling,
as gut-wrenching
as conniving,
as bewitching

as love.

15 July 2007

love stoned

ah, jadi kau sedang jatuh cinta
nyaman rasanya, bukan?

aku tahu, aku juga
sedang jatuh cinta

maka jika aku berbunga-bunga...
rangkaian itu untukmu,

tersenyumlah bersamaku

08 July 2007

memento

when i die
remember i smiled
and laughed
with you, wreaths on our heads
keep in mind
in my subtle way
i loved
you and all your many ways

21 June 2007

awan

awan pecah berbulir-bulir
dan kita berdansa di bawahnya
bersama hujan, bersama jutaan
jiwa yang terlantar kiranya
tapi kita tahu hujan,
dan yang memecah awan
tak ada 'terlantar' bagi kita:
kita di tengah hujan,
sedang jatuh cinta

Golconda

yours is a Golconda;
stunningly prepossessing
with the supposed shine of diamond mines
and it will heal.
but mine is evaporating
as we try here to say and speak
of nothingness and meaninglessness
of words we're both wanting to hear.

Telat.

maumu apa?
keriangan sudah lewat kini
kunjunganmu tak berarti

10 June 2007

(un)secretive

i know you know
not a whit of anything i know,
only bits and bits and then pieces
stuck together in an enigma.
an unsolvable conundrum.
a secret that is mine, and i know it all alone
the chest is locked shut, tucked away into nowhere.
but like the chest i am
exuding tiny whispers in the air
alluding to pretended cluelessness.
you know as little as much.

25 May 2007

hush hush


talk is cheap
so i won't say it to you
but the next time we take a picture
have a notice of what i'll sign for you

13 May 2007

Go

i opened the door
and found a brick wall
a delusional galore
time halted, you stall

now i'll stop being naive
go on, get ready to start
it's time for you to leave
my head and my heart

Statis

soal cinta:
tidak ada yang berubah
masih diinginkan
masih dihindari

03 May 2007

come together

we know what it's all about:
broken hearts all over the world
come, unite
let's be broken together
be beaten down together
let's all hold hands
take off your masks
frown that forced smile
altogether now,
cry.

11 March 2007

Sumpah Sampah

hari ini kelabu
begitu warna langit menfatwa hati
fluktuasi rasa berhenti dan singgah
di tempat rendah yang paling bawah

tapi sedih itu indah
dan lebih indah jika aku sedih karenamu
berbohong mengatakan, "tidak apa-apa"
tersenyum mengobati luka dengan menusuk-nusuknya

kita berangkulan kemudian dalam hati
bersumpah tidak akan saling mengenang
sumpah kosong sumpah bohong
sumpah,

sampah

07 February 2007

sekarang

sungguh jika bisa,
kedatanganku padamu adalah segera
kelahiranku bukanlah dari kenangan
atau sekedar inginmu akan harapan

tak bisakah aku dia yang belum bernama
lalu muncul dari tengah waktu
yang sekarang kau anggap nyaman
yang sekarang kau sebut sekarang

Revelation

this kind of suffocation is unfair
you, mesmerizing me with that stare
all the while I have to look at the ground
I fear my eyes will tell you how my heart pounds

this game is an elaborate one
it's so highly structured that i'm giving up
I can no longer play it incognito
and that is a truth that we both already know

i dream to peacefully exit with the rain
to weep into the midnight without feeling any pain
but no, there you are with a pretended unawareness
belittling me to an unbearable shame

Clarity

flower-like colorful dots in the sky
made the heart flutter
gone go the heart-shaped ice
away with the coming of a clearer picture

Air dan Kematian

Akan kucintai (tanah) air ini
Ketika engkau benar-benar mati
Ketika aku benar-benar mati

Ketika aku benar-benar mati

Confusion

it's the "sure. fine. whatever." you don't hear correctly
or at least disingenuously construe
where's your fine sense of imagination?
i can't believe you still have no clue.

28 January 2007

Memento Mori

Pak, bapak lihat awan?
mereka bergulungan di atas kita
(aku menatap langit yang tak biru, tertutup putih seluruhnya)
(lelah mereka menbentuk bentuk, cukup 1 permadani besar di atas sana)

Pak, aku yakin mereka berhati
merasa sama sepertimu dan aku
(merasa waktu mendetak dan mendetiki hidupnya)
(merasa hancur luntur bertangisan berkabung dirundung duka)

tapi Pak, langit yang begitu sedih tak pernah nampak sebelumnya
adakah ia menemaniku perlahan kehilanganmu?
(apakah ia menemanimu perlahan kehilanganku?)
(apakah ia menemanimu menangisi matiku hari ini?)

Pak, begitu indah hari ini
(langit begitu sedih kita tatap berlinangan)

Limbung

mendadak aku limbung melihatnya malam ini

tapi aku hanya bisa pulang.

A Case of Obsession

as they held on to each other in the end
i felt a definite kind of grief
in my heart, in my mind -
an overall cliche
of not ever seeing them again,
before realizing
that it's in fact
my heart, my self,
that needs mending
and a certain hug.

save me.

Wangimu Seperti Hujan

Wangimu seperti hujan
yang turun hari minggu pukul 10 pagi
hujan yang kusuka, yang meski turun deras namun tetap lembut bersuara.
Wangimu wangi yang biasa kuhirup di teras depan rumah.
Wangi yang biasa aku cinta.

Wangimu seperti hujan
yang turun ketika hari justru terlihat terang
hujan yang kusuka, yang meski turun tiba-tiba namun kunikmati setiap tetesnya.
Wangimu wangi yang datang membawakan kenyamanan untukku saat suara hujan berpadu bersama lagu-lagu di dalam mobil yang melaju.
Wangi yang selalu aku cinta.

Lost Cause

the emotion against me is unrelenting
and this tireful fight is still.
but i'm failing to breathe
as i'm filled with exhaustion.
cause when you're playing it by heart,
there's that chance of a love you can never impart.

02 December 2006

motionless

the gray sky
melts. into
blue.

i cried while
hiding.
behind its dripping drops.

motionless
as the trickled ground.

down.
forgotten.

16 November 2006

open letter

Tonight we shall wave adieu beneath the tall shadows of these trees. It will be a promise to vow our absences after this last meet. But you should know my heart, my dear, before we leave. It's deeply sadden by a reason of an ache that it's learned how to inveigle, to obfuscate itself that it believes in its lies. Lies that concerns you and your heart, and me, and mine. Lies that it had to construct so now it would not shatter so when we kiss our last kiss. It deceives by exchanging reality with the wrong truth - my wrong truth. Forgive my heart, because it wanted me to be your constant; all the while it was becoming tired of the pace you are leaving it with defeat. And while you have become my touchstone it realized it is not yours. Forgive my heart, my dear, it was hoping for the best. It knows well that you are my true heart, the center of my soul. But tonight we shall wave adieu beneath the tall shadows of these trees.

I will bow out and we shall say goodbye.

08 October 2006

Misty Eyes Tonight.

She remembers that night too well. As the tides were coming close to her feet, she recalls the night years ago when she fell deeper into the starry sky above and the warmest see breeze she had ever felt. A head rest on her shoulders that night and they both counted the uncountable stars. They both enjoyed how the sand stuck between their toes felt; calming, soothing, perfect to ease the pain out of their hearts. She recalled to herself how much she loved the man who leaned on her shoulders. How, then, gently he got his head up and gave her his shoulder to lean on, and counted not the stars anymore, but things they'd rather be doing than this; and there were none. How they loved each other and that night.

Over the years she remembers that night by heart while he is now away and never coming back. Yet she's still not letting go of anything he'd ever was. Waiting in perpetuity, as the memories form a hope of another acquaintance, another time of a starry, starry night. But on this night, this particular night, all she remembers is the memory of them being afraid.

Tonight, she is standing on the beach of several years past and remembers how she soundlessly cried for realizing this world was never meant for him. Tonight, she chooses to wallow in grievance for her loss.

Tonight, is the night of all nights.

09 September 2006

To Your Unborn Child and Your Leaving

intro: A man was nearly killed today @ Bantar Gebang while he was collecting trash for him to sell to feed his family. The garbage pile was too huge to handle and formed a small hill that almost befallen him. He was lucky. His 3 friends haven't been found. But they were luckier. A woman was found dead. Unlike the 3 men, that 5months-old child inside of her will never knew life at all.

have you read hemingway's 'baby shoes'?*
as it was, this is a short reference
of a sad grievance
i feel as if we have been acquainted

i bid you farewell
i offer you apologies
of people leaving behind trashy bits
from this consuming way of life

we have buried you over
with plastic truths and lies;
demoralization leftovers
we shoo away with red trucks

to your unborn child and your leaving;
up there you'll have clean air
so you're welcome to look down
and be grateful for your sooner departure

to your unborn child and your leaving;
this is my heart here,
it's
yours to take

04 September 2006

ketika aku sedang ingin menangis merindukanmu

kau lihat awan yang bergulir-gulir di atas situ?
itulah yang kusuka dari langit
seperti aku menyukai jalanan kosong
melompong ketika malam sebentar lagi menjelang pagi
aku menyukai sepi yang tidak terlihat keramaiannya
aku menyukai ramai yang terlihat kesepian

insomnia

silence had me stiff
and i waited for
the sun to rise well
laying thoughts upon thoughts
resting hope upon hope

the clock points the hour
and the hour after that
and one more, but
pointless is this night
my eyes won't shut

tiresome, but
my eyes won't shut
and already comes
along with the dew;
a plan of staying awake for the moon

24 August 2006

Alergi

Teman,
aku akan merindu
duduk diam bersamamu
menanti matahari meluntur senja
bersama awan yang merona merah

Broken Voodoo


it's now just a puppet
with no heart
or a pin stuck to it

i lost my voodoo
on you

Trippers By The Tides

don't you feel drunk?
i do. i see two of you
no matter though
i love looking at you

i love the spinning beach
how 'bout you?
then let's have another toast
get drunk and take off our shoes

let's run crazy funny on the sand
build up some castles and kick it again
don't bother rolling up your jeans
just let your feet touch the melting sea

let's converse about something, aimless
about kaleidoscopic eyes we're having right now
or just let tonight be tonight and
for a final let our kisses be goodbyes

so let us be trippers again
this one last night
until we are tired of being drunk
the next morning, when it's time to go back
to the world.

04 July 2006

last kiss goodbye

oh hi,
i didn't see you there
then again i've never had you here
you went unseen somewhere

i caught a glimpse of you once
but i blocked the memory so it bounced
behind the enemy line i stood
sorry to say but i was fighting my dear old you

so when did you get here?
i thought you'd be nowhere near
so naturally i'm wrong again this time
you've crept your way all through my mind

it's not that i don't like you
i do, in fact, i really love you
but in a way i sincerely don't, clearly
because i always always end up teary

hush, not a word, i say
let this be my time to lay
to lean my head and close my eyes
to walk away and say goodbyes

so let this be a final closure
lets drift our ways apart, together
and yes, i will pine for you
but only because i wanted to

i will miss you the most
but you should be nothing but a ghost
here's my last kiss of adieu
keep it in your heart, forget you had it in you

29 June 2006

getting close to the end

i think i'm gonna stay
i'll make you love me someday
i'll train to be numb
or at least to act less dumb

i'll lock away the reveries
i'll bury all the memories
sufficiently, i'll remember some things
although no more than just some flings

but that summer night on that terrace
while the others were nowhere near us
i'll keep the memory running inside
that is one thing i will not fight

i'll keep in mind the song that was playing
and the horrible voice who was singing
and all the friends i didn't know
and the buoys with lights that glowed

in the meantime while i don't see you
pretend you miss me, pretend like you do
because maybe if you get used to it
your heart and mine would eventually fit

13 June 2006

the guy in front me was dorkily cool.

and he always always try
to walk unseen by the looking crowd
while they wonder who is this person
that walks so unintentionally intriguing.
but none of them dares
to ask why he walks that way,
or whether he would stop one day
just to let them see a while longer.
they give up to the idea
that he's forever in a hurry.

Disakiti Malam

Malam dingin selalu kejam
tidakkah kau setuju?
bukankah pundakmu gemetar karenanya?
tidakkah matamu mulai berair karenanya?

kemari.
menangislah di sampingku malam ini.

31 May 2006

Dipermainkan Hujan

Tidakkah kau lihat
di seberang sana
awan mulai menerang
hujan rupanya perlahan menetas,
meludah sembarangan
ke aspal jalanan

Aku dan kamu
(kita berlarian mencari pepohonan)
berharap dahan berdaun mampu
berperan menjadi payung menahan hujan

aku dan kamu
(kita kebasahan di bawah pepohonan)
kita memilih dahan yang salah
tangis, tetesnya ke kepalaku

Aku dan kamu hari itu
(kita kuyup kehujanan)
menangis bersama diam-diam
mengambil kesempatan tertimpa hujan

27 April 2006

Kutungu Hadirmu, Nanti, di Sini

sayang sekali, sayang
cinta tak berbentuk rupa
dengan hati saja jarak tidak terlupa
sedangkan rinduku terus menggila.

sudahkah kau lihat keluar?
apakah jendelamu terbuka?
bulanmu malam ini apa?
tanyakan padanya tentang rindu yang kutitipkan.

kutunggu hadirmu, nanti, di sini
berdiri di sampingku, di sisi jendela
menunjuk-nunjuk langit bersama-sama.
menggelembungi hati dengan cinta.

apakah jendelamu terbuka?
di langitku sudah terbit sang purnama.
bulanmu malam ini apa?
sudahkah kau tengok dirinya?

apakah pesan rinduku yang ia bisikkan?
apakah letup hatiku yang ia sampaikan?

Kamu Luar Biasa Hebatnya

berbicara denganmu rasanya selalu aneh.
entah senang, entah sedih.
terkadang terbang..
tapi tak jarang aku juga mati.
bertemu pandang denganmu rasanya sakit
karena kamu melihat tembus ke belakangku;
ke kerumunan muda di sebelah sana,
ke keramaian orang mengelilingi meja.
kamu luar biasa hebatnya
bermain peran menjadi tuhan.
entah kenapa aku memberimu cinta
sedang kamu terus memutus asa.

kamu tahu dia, si putus asa?
perlahan, aku sedang dirayapinya.

short ones also. no titles.

We'd lift Andy Warhol off his sentenced insanity
we would even try to praise his art of genital parts.
we'll love his grey messy hair covering his eyes
because yours is unloveble, and is no more than a crime.
________

make today my day
won't you write me a love song?
sing me away,
sing for me a lifetime long..
________

it would be long before the time you knew,
until you took a step and time to view
that im not dreaming of something new
my reverie has always been about you.
________

31 March 2006

Solois Tambal Sulam

berlakulah manis hanya padaku
karena aku sedang menambal hati,
sendirian:
tambal sulam penuh kekosongan.

aku semakin jauh,
takkan terlihat olehmu.
takkan terlihat olehmu.
takkan terlihat olehmu.

23 March 2006

to loneliness, to drowning

i didn't know how it would hurt;
the pouring dusts of untold pains
that you secretly sprinkled on me.
but it burned, burned, burned me to my soul.
like loneliness seeping through the dirt on your grave.

won't you care i'm hurting?
would you notice i'm gasping for air?
to the ground i fall, shattering apart
and you're pinning me down, down, down,
down to the mausoleum beneath the waves

i'm drowning away to a land underwaters
where everything is nothing and they're insidious
to the dry i say goodbye, i'm too lost to reach back home
and for a fact i cried, i cried, and i cried,
for being lonely once again, once more.

08 March 2006

we are omnipresent, we are free

it is at night we are awake
and during slumbers our souls wander
dreams become what is real
we live without our eyes wide open

it is at night we gather around
holding hands, embracing our souls
during sleeps we dream of our lives
in golden slumbers we plan our tomorrows

some claimed to have faced and seen
winged beauty of angels and of seraphs
but while dreaming, we see each other,
and seeing each other is enough

loafers perhaps are we
but if so, we did it perfectly
we paint the walls with insobriety
we are omnipresent, we are free

we all dream our days at night
while the moon shine through the shrouding clouds
we sit by the lake, we ponder and state proud
'here we are! here we stand well and alive!'

we lay on our backs on the ground
look up to the sky and enjoy the setting sun
but this is a dream, it's cunning and mean.
sunsets are dawn, and with dawn reality begins.

at night we are a nation
of youth, pride, and compassion.
we laugh joyously with our hearts
through the dark silent night we meditate loud

but we learn laughters are frail
they fade as the sun shines its ray
soon it is 'so long', and 'goodbye',
to love, to memories, and to the good times.

28 February 2006

i miss you

look over here
we're so far apart.
we hardly see each other,
i can't barely feel your heart.

come back, love.
where are you right now?
i need to hold you tonight.
i need to desperately cry.

24 February 2006

Hatiku Pecah Ketika Pesawatmu Berangkat

ketika pesawatmu berangkat
seiring dengan terbitnya senja
langitpun memudar
dan malam muncul tanpa cinta

ketika awan nila menelan
habis bayangmu di pelupuk mentari
hatiku mati, jatuh tertelungkup
meringkuk sepi menantimu kembali

mungkin hatiku pecah
berkeping beling, berbelah darah.
tetapi sayangku, ketika 14 purnama berlalu
kau 'kan kembali dan aku 'kan masih ada di sini

17 February 2006

moral awakening

if you're asking
about what's real
and what's illusive,
and nobody
could figure it out,
ask me.
i would love to answer.
what's illusive,
is a happy life.
since we made it up
inside our heads,
and believe it with our hearts.
but at the same time,
we see with our eyes
that what's real,
are the bloody headless bodies,
the dry ice blocks on top of corpses,
and mothers killing their babies.

Kamu Tau Kamu Tabu?

Apa saja bolehlah.
Aku juga tak begitu peduli.
Memang keacuhan yang aku harapkan.
Kamu tau kamu tabu?
Menyenangkan,
namun membunuhku pelan-pelan,
dramatis.
Nyawaku naik turun dibawamu.
Dengan kebaikan yang bersifat racun
walau kamu mungkin memang tulus.
Seiring detik berdetak dalam larinya,
aku menghitung
sisa-sisa nafas yang tertinggal.
Kamu mencuri nafasku
dengan senyummu.
Ketika menit bertumpuk
menjadi hitungan jam,
aku merasa jantungku kian melemah.
Kamu menusuk jantungku,
dengan matamu.
Pelan-pelan kamu merampas hidupku,
tapi aku menikmatinya.
Kamu tau kamu tabu?
Aku mencintaimu,
tapi kamu membunuhku perlahan dan diam-diam.

Kenangan

Hari itu, pukul 10 pagi. Aku datang duluan, menunggumu di sebuah kafe, mendudukkan diri di bangku paling depan. Paling dekat dengan pintu. Dengan begitu aku bisa melihatmu ketika kamu datang. Dan juga agar kita berdua bisa sama-sama cepat-cepat keluar dari kafe ini sekaligus percakapan kita nanti.

Di depanku gelas kertas putih setinggi 15 cm berisi latte siap kutenggak.

Tak kusentuh.

Kubeli hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan kafe ini untuk bisa duduk di dalamnya.

Dingin.

Ataukah aku menggigil karena deg-degan? Takut, barangkali?

Ya, mungkin memang itu.

Gugup.

Ingin semuanya cepat berakhir, dan sekarang perasaan itu mengambil alih kakiku yang bergerak naik turun dengan irama supercepat…mungkin sedikit banyak syarafku sudah rusak.

15 menit. Tak biasanya kamu terlambat. Kamu selalu tepat waktu bahkan datang sebelum aku. Tak pernah membuatku menunggu.

Tapi mungkin ini caramu menyiksaku.

Mungkin kamu sudah tau isi percakapan kita nanti dan ini caramu menyiksaku.
Menunggumu dan bertahan gugup setengah mati lebih lama lagi.

Ketika kamu datang, sosokmu yang terlihat jelas menjadi bukti bahwa kursi yang kupilih benar. Dengan mudah mataku langsung menangkap jaket warna krem favoritmu itu.

Seakan sedang menikmati wahana di sebuah taman ria, jantungku berdegup cepat mengiringi tiap langkahmu mendekati pintu kafe.

Setelah memasuki kafe, kamu layangkan sejenak senyummu ke arahku kemudian berjalan ke counter tempat pengunjung memesan minuman.

Kamu membuatku menunggu lagi.

Jantungku berdegup lebih cepat. Memompa darahku lebih deras hingga aku merasa ledakan kecil di kepalaku.

3 menit kemudian pesananmu selesai diracik. Gelasnya sudah kamu pegang. Kamu berbalik perlahan dan berjalan ke arahku. Mulai detik itu waktu berjalan lambat.

Semuanya terlihat seperti film-film lama. Vivien Leigh dan Clark Gable bermesraan di belakangmu, melakonkan adegan dari Gone With The Wind, menari waltz bersama, dengan warna hitam putih, dalam slow motion.

Jantungku berdetak keras.
Kamu melangkah.

Detak, lalu langkah.
Detak, lalu langkah.
Detak, lalu langkah.

Kamu duduk.

Jantungku berhenti.

Dan kitapun, tanpa kata, berpandangan sedih.

Aku Sudah Bilang Kamu Tabu

balon yang diberimu tak pernah bertahan.
terbawa angin, kalau tidak meletus.
terkadang dengan kuatnya membawaku terbang,
untuk meletus di tengah awan,
menjatuhkanku kembali ke tanah
hingga hancur berserakan.
dan aku sudah bilang kamu tabu,

bahkan balon darimu adalah candu.

Penjaja

aku berteman
dengan lampu malam kota
yang menggoda manusia
untuk terlelap ketika dini hari tiba.

aku,
perempuan hina yang mengais pengampunan.

04 January 2006

Songs to Sing

just like Georgia you're a sweet, sweet song
and i could keep on singing you a lifetime long
and while mister matthews sings, 'crash into me'
with ms. austin i hum along, 'say you love me'

when in need

incase you didn't know
i like being needed.
won't you help me?
pretend you need me.

Hi, Hello

Hey!
i meant 'hi...hello.'
would you, please, stay?
keep me from feeling hollow?

right there, don't move.
for a couple of moments
here, i think, you'll gain proof
of what you haven't

here goes: i love losing
the opportunities to see you
it helps me in quitting
-although not so much working
and forgetting how much i adore you

but here's a secret:
i still miss you;
though in a distance
i did try to keep you

13 December 2005

Dariku

mungkin rentannya kebahagiaan
tidak datang dari mana-mana,
tetapi dariku,
yang harus terus menambah jarak
berjalan membelakangimu.

Sampai Mati

misalkan aku mati sekarang
dan meninggalkanmu sebuah surat cinta
akankah kau menangis dan menyesal
dan merasaku memelukmu dari belakang?

Aku Punya 1001 Puisi Untukmu

aku punya 1001 puisi untukmu
dan kesemuanya
adalah 1001 alasan
untuk tidak membacakannya
di hadapanmu

Kopi Sore Hari

sepertinya sampai kapanpun
ini akan terus menjadi harapan kosong:
kamu mencintai aku
dan aku mencintaimu yang mencintai aku
tapi setidaknya kita menikmati saat-saat ini
menghabiskan momen-momen indah bersama
tak menghiraukan hal yang lainnya.
sebentar lagi angka 12 adalah 60
dan tangan waktu akan berhenti
mati suri untuk sementara
selagi kita memicingkan mata, melihat jauh ke depan.
sementara itu, aku akan terus menanti
saatnya kita minum kopi di sore hari
melepas penat bersantai sejenak
hingga waktu menyuruhmu untuk pulang

kepada temanku yang ditinggal temannya jatuh cinta

seperti tertinggal kereta, bukan?
yang tersisa hanya rasa kecewa
setelah berlari mengejarnya,
memanggil-manggil, tapi yang ia lakukan hanya berlalu.
segalanya memang lebih mudah
jika kau 'melapisinya dengan kalkir'
agar semuanya berubah 'penuh miasma',
tak terlihat 'walaupun sebenarnya ada.'

kepada temanku yang ditinggal temannya jatuh cinta,
cinta akan datang kepadamu
dan jika kau mau
nanti ketika datang pianis dan manajer botak
hendak bermain engklek,
melempar dadu bermain ludo,
berlagak kaya bermain monopoli,
atau berlarian riang bermain galaksin,
lalaikan saja momen-momen itu.
sambut cintamu.

Berselisih Jalan

aku memang selalu menanti
datangnya undangan makan malam
atau sekedar lambaian tangan
darimu, selalu kunanti.

malam itu tiba berita darimu,
"Aku ada di dekat rumahmu.
Makan malam bersama?
Bagaimana, sayangku?"

refleks hatiku menjawab, "ya"
tapi sayang sekali sungguh, sayang
tawaran makan malam darimu datang
terlambat sudah adanya.

Di sampingku telah menunggu
hati lain yang ingin mencintaiku
karena kamu tak mernah membalas dengan pasti
aku berpaling dan kini telah memilih.

A Dying Heartbeat

a smile from you means one less heartbeat.
a full conversation is like digging my own grave.
i sure get jumpy everytime we're supposed to meet
but you hug me only in May; my birthday.

i'm sure my heart's surviving with patches
each for the scar you unknowingly scrape.
and while you love our moments of nothingness
how haven't you noticed i've been dying a little bit each day?

Promenade, Bersamaku?

senja indah terbit sudah
dan langit berubah merah
bebunyian mendadak sunyi
digantikan makluk malam sibuk menyanyi

kuambil hati yang sempat
tergeletak kehilangan cinta sesaat
tertitipkan padanya kenangan
sebuah sakit, diam tertahan

mencinta untuk cinta

kalau kau mengerti ini kutulis untukmu
luangkanlah waktu; promenade
terakhir kali, bersamaku
di bawah purnama dan 1 bintang itu*

23 October 2005

Sayap

deru angin dan banjuran air hujan membuat hari ini lebih dingin, walaupun jam baru menunjukkan pukul 11. matahari yang sedari pagi memang bersembunyi di balik awan masih bersinar walaupun terlihat temaram. aku duduk sendiri, menunggu makhluk-makhluk lain berdatangan sambil mengepakkan sayap-sayap indah mereka.

sembari melipat kaki agar terlindung dari air hujan yang menetes dari palang, kuperhatikan bunga-bunga yang ada di dekatku. begitu basah, kelopaknya terlihat akan segera sobek dan rusak. rerumputan di sekitarnya juga basah, namun aku tidak begitu peduli karena...hanya karena mereka tidak menarik.

...dingin.

aku merinding kedinginan, terkena hujan kemudian angin. dan makhluk-makhluk itu belum ada yang datang. wajar, derasnya air yang tumpah dari atas pasti membuat mereka kesusahan untuk mencapai tempat ini.

akhirnya kubuka agendaku dan mulai membuat garis-garis tidak beraturan. gambaran perasaanku saat itu. ruwet. berbagai macam rasa bercampur menjadi satu. aku berganti gerakan tangan dan membuat tulisan-tulisan yang tak ada artinya. kalimat-kalimat kosong yang tidak berfungsi apa-apa. dangkal. kalimat-kalimat murahan yang kudapat dari lirik-lirik lagu.

...dingin.
...bosan.

aku merinding kedinginan sambil menumpuk kebosanan, terkena hujan, angin, kemudian sepi, dan makhluk-makhluk itu belum ada yang datang. padahal aku sudah menanti kepakan sayap-sayap cantik sedari tadi. wajar, derasnya air hujan pasti menghambat mereka.

si hijau milikku tidak bertenaga lagi. baterainya habis, keberadaannya sia-sia. kupalingkan lagi wajahku ke bawah, menatap agenda yang masih terbuka tadi. kali ini kuputuskan untuk menulis apa saja yang keluar lewat gerakan tangan, tanpa berpikir.

jadilah lembaran-lembaran kertas semakin penuh dengan coretan tanpa arti. gabungan dari tulisan, garis, kurva, dan titik-titik yang tidak bermakna. yah, setidaknya aku terlihat sibuk.

...dingin.
...bosan.
...pegal.

aku merinding kedinginan, menumpuk kebosanan, sambil menggerakkan leherku yang mulai pegal setelah dilanda hujan, angin, dan sepi. hujan mulai melunak, merintik. suasana semakin sunyi, namun entah mengapa saat itu aku mendengar sesuara memanggil namaku. akhirnya, sambil menoleh ke arah pintu mencari sumber suara tadi, sudut mataku menangkap sosok-sosok familiar.

mereka datang.

makhluk-makhluk yang kutunggu sedari tadi sudah datang, lengkap dengan sayapnya masing-masing. berkilauan dengan indah terkena tetesan hujan dan sinar matahari sekaligus.

...

kupu-kupu? malaikat? hanya aku yang tahu.

...

"ada kelas apa?"

aku tersenyum hendak menjawaqb, dan pada saat itulah hujan seperti berhenti, dan matahari menembus awan-awan yang menghalangi, memelukku dengan kehangatan, seolah ia menyayangiku.

short ones

and when i say
all the nice things about you
they would only be an understatement
because you're above and beyond
anything i'd ever hoped for
________

betapa inginnya aku bicara apa adanya.
tapi ketika aku bilang matamu bagus
kamu bilang "aku tahu, semua orang juga bilang begitu"
________

tak maukah kau duduk di sini?
sebentar saja,
sekedar menemani air mataku
sampai alirnya terhenti

dan kalau kuulang lagi
permintaan picisan ini
masih tak maukah kau duduk di sini?
menemani?
_________

so what is it you want me to do?
i'll get up, go, and do it for you.
if you tell me to fly high,
i'll go get a star from your favorite sky.
take your time, it's okay to be late
believe me it is, i'll just stay and wait
if you want me to be here, i will
even when you don't need me near.

if you tell me to fly high,
i'll go get a star from your favorite sky.

04 October 2005

Mati Suri

lalu sepi menghampiri
berisik suara berubah sunyi
dan tembok bata yang mengelilingi
perlahan mulai rontok

satu demi satu
orang-orang di dalamnya menghilang
memburam pergi perlahan
seiring leburnya batu

lalu sepi menghampiri
berisik suara berubah sunyi

Under Pressure

Water submerge my lungs
to find it's better to watch from afar
to find i'm better set aside
as the truth concealed has been revealed

i can't feel my breathing
as the air is taken away from me
replaced by so much misery
and i begin to prefer being lonely

the cold is spreading
my head is aching
and i can't stop wishing
a beginning for an ending

but i guess the end's already written
i won't ever get The Fates to listen
anyway, i promise today i won't be bitter
i'll stand near nowhere but in the middle

asap dan wangi menthol memberikan kenyamanan

aku menikmati kesedihan
bertemankan sakit hati
menunggu sampai datangnya waktu
ketika kamu berjalan ke arahku
sehingga asap dan wangi menthol menyelubungi
nikotin meracuni otak dan hati
kabut dan tabir menyelimuti yang nyata
dan aku berubah lebih bahagia

a morning rambling

it was early in the morning
when interestingly enough
i'd rather listen to the commercials
because the djs were sucky.
but the ads started to become boring
it was the same brands and taglines
following the same annoying jingles
on every freakin' frequency.
so i turned down the volume
because i can't turn the radio off.
cause i can't stand the quietness
or the loudness of the voices inside my head.
i heard hissing and swearing
as if i was in a movie about witches
casting spells in front of a kettle.
but there were no filmrolls,
it was just the fireworks
going off in my head.
i heard kabooms and crashings
as if i was in a movie about wars
with bloody soldiers, canons and bombs.
but there were no explosions.
they were the ocean waves
i'm wishing too hard to hear right then.
i closed my eyes as i breathe
and for a split second,
i swear, in the dark, everyone was running
leaving behind those "EAT MY DUST" laughters
in RGB color, with full speed,
while i was still standing,
colorless and motionless.
and so,
as i began to feel tired
of all the commotion going on,
i opened my eyes,
and gazed to my right
through the window of my car.
and found serenity
from the cars
stuck, all so motionless
in the middle of the traffic.

01 September 2005

kisah imigran musiman

awan-awan oranye
begitu cantik berurai tipis
menghias remang langit senja
di atas atap-atap beton kota Jakarta

kunang-kunang warna-warni
tergantung ramai menyebar nuansa,
menggoda mata yang melewati
untuk berpaling ke sisi-sisi jalan

lebaran berakhir,
kukemasi kain di emperan
tempat dagangan kujajakan
dan beranjak aku pulang ke kampung halaman.

kutinggalkan hatiku di Jakarta
kutitipkan pada kenangan
dan kapan nanti...
pasti kuambil kembali

30 August 2005

seribu suara berkuasa

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

hijau, merah, lampu berganti,
dan selintas terasa
semilir hangat angin sore
melewati tengkuknya

satu, dua, tiga,
seribu kereta melintas.

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

oranye, abu, gerbong berganti.
dan selintas terlihat
lelatu rel dengan roda
cantik mengisi gelap petang

satu, dua, tiga,
seribu kereta melintas.

berdiri dia di sebuah stasiun kereta
sendiri,
berdua,
dengan kesendiriannya.

hitam, putih, pikirannya bergejolak
dan selintas terlintas
amukan hati berputus asa
suara-suara berisik dari dalam adalah tuhannya

satu, dua, tiga,
seribu suara berkuasa

***

terbaring kaku dia di sebuah rel kereta
sendiri,
sendiri,
tanpa nyawanya.

aku sedang mencintai seseorang diam-diam

aku...sedang mencintai seseorang diam-diam
bahkan langkahnya, aku tahu setiap irama dan ketukannya
setiap kalimatnya aku bayangkan menjadi lagu-lagu cinta
sayangnya bayangku di hatinya tidak ada,
selalu menjadi sekelebat angin
yang lewat melalui pohon meranggas
dan berubah menjadi daun-daun rapuh
yang terjun terhempas
namun melayang ringan perlahan
sambil merintih lemah
hinga jatuh ke tanah..

13 August 2005

End It Now

as rainbows and stars
pass calmly through my skies,
i burn all the paradise
i've been building and mythicize

step on my sand castles
yes, you're allowed to do so
and no, i won't wrestle
it's useless, i know.

as moonbeams and wind breeze
flow smoothly through my nights,
i silently try to freeze
all my hopes and dreams in sight

burst all my bubbles
yes, you're welcomed to do so
and no, i won't cause you trouble
i'm done here, i know.





[ah, ya sudahlah..]

Di Tengah Jalan, Siput Berubah Keriput

Hari ini terasa panjang. Bahkan terlalu panjang untuk dirasa pendek. Setiap gerakku seakan terhambat. Detik-detik melekat seakan tak mau lepas satu sama lain. Waktu menjerat tubuhku untuk dapat bergerak lebih cepat.

Aku lelah.
Betapa inginnya aku berhenti sekarang.

Untuk seorang manusia jarak dua langkah itu kecil, tapi sejauh ini rasanya semak itu masih jauh dari jangkauanku. Seakan-akan kebun ini telah berubah menjadi sebuah stadion besar, dan aku berada di tengah lomba. Sayangnya, tak satupun penonton bersorak untukku.

"Ma! Ada bekicot! Aku kasih garam ya? Biar mati!"
"Jangan, Nak. Kita tunggu saja dia sampai ke tujuannya. Lihat semangatnya."


Oh...mungkin satu orang.

07 August 2005

Radit Yang Tidak Cengeng

Radit kecil lahir sekitar 8 bulan yang lalu, membawa kebahagiaan kepada orang-orang di sekelilingnya. Hubungan kedua orangtuanya dengan masing-masing mertua kian membaik karena kehadirannya mengisi ruang kosong di hati keempat orang tua itu.

Radit tidak seperti balita kebanyakan. Bukannya bangun dan menangis di malam hari, dia tampak tidur pulas. Tak satu haripun orangtuanya terbangun karena jeritan dan tangisan tengah malam.

Ayahnya bangga, anaknya tidak cengeng.
Ibunya bersyukur, tidurnya tidak terganggu.

--

Malam ini di tengah tidurnya Radit terbangun. Matanya menangis melihat sosok putih berambut panjang di depannya, namun tak satu suarapun terdengar karena kuntilanak itu membungkam mulutnya.

Seperti pada malam-malam sebelumnya.

05 August 2005

Teruntuk Alice

gundukan tanah
yang ada di kebunmu
adalah tumpukan perasaan
orang-orang yang akan kau jumpai

liang kelinci yang kau masuki
adalah misteri alam pikiran
yang menyedotmu masuk
ke dalam ketidakwarasan

ulat yang bersantai di sebuah jamur
dengan rokok dan asapnya
akan mengajarkan kau
bagaimana menikmati candu

kucing gila yang terus menerus menyeringai
adalah hilang-timbulnya
sengitnya pertengkaran
otak kiri dan kananmu

lorong-lorong berpintu
adalah labirin rahasia
tempat cinta dan iblis
mengaduh bentrok kesakitan

dan ratu berbadan kartu
adalah dirimu
ketika kau terlalu sibuk melangkah catur
dan tak lagi mengenal cinta

31 July 2005

Surat Cinta

Temanku memotong urat nadinya Senin lalu. Sebuah cara yang terlalu konvensional untuk bunuh diri, tapi nyatanya dia berhasil merenggut nyawanya sendiri.

Ibunya menelponku kemarin, "Tiara, bisa tolong tante membereskan barang-barang Andri?"

Jadi aku datang hari ini. Ibumu terlalu sedih untuk masuk sendiri ke kamarmu.

Apa yang salah, Ndri?
Aku berulang-ulang kali bilang kamu temanku yang paling berharga.
Sahabatku yang takkan terganti.
Aku berulang-ulang kali bilang itu.

Berulang-ulang kali.

Di antara barang-barangmu, kutemukan sebuah surat yang ditujukan kepadaku.

"Aku cinta kamu, aku cinta kamu, aku cinta kamu."

Surat cinta?

"dan aku tak mampu lagi bernyawa
bila dirimu takkan jadi milikku."


Bukan.

17 July 2005

Redupkan Gilang Gemilang

terang malam
rindukan awan
menutupi
rembulan

bersenandung sedih
bintang redupkan
gilang gemilang
sinar manisnya

jalan kota mengosong
neon lampu memudar
dan gelap akhirnya
hati

sunyi
sunyi
menanti...
penabuh matahari

sunyi
sunyi
menunggu...
dirimu

15 July 2005

a romantic overture

i deliberated
an entrapment,
designed specifically,
and only, for me

and somewhere
along the way
the gears stop winding
tired of rotating

overtaken
by mists of different colors
my trap evolved
into a maze i must solve

"i'd win it against time,"
tracing the walls
with my left hand,
wishing the exit i'd find

...
truth is
pain,
the exit's an illusion

...
and i would
love,
to instantly give up

so come on,
step over here
give me my break
be my escape

07 July 2005

Lain Dulu, Lain Sekarang

Malam itu hujan turun lebat mengepung dua sosok manusia di sebuah halte.

"Mau ke mana?"
"Pulang, mas"
"Ke?"
"Mahakam."
"Hati-hati, mbak. Banyak PSK. Warianya juga banyak."
"Ooh...iya. Memang banyak. Tapi kan nggak bahaya?"
"Eits...jangan salah, mbak! Waria-waria kadang-kadang jahat sama cewek. Takut diambil, kali, pasarnya..."
"Hahaa...masa iya?"
"Iya, mbak. Serius!"
"Iya, deh. Nanti saya hati-hati."
"Kok mau ya, jadi waria?"
"Yah...mungkin nggak ada pilihan lain..."
"Masa? Mereka 'kan bisa cari kerjaan lain?"
"Palingan kebanyakan cuma lulus SD, mas. Eh! Bis saya datang, mas! Duluan, ya?"
"Iya, mbak, silahkan. Ngomong-ngomong, nama saya Iwan."
"Saya Nina. Tapi dulu nama saya juga Iwan."

04 July 2005

Dan Kini Tentang Kemarau

aku merindukan
kemarau
membatik nuansa ramai
lewat tabuhan
nada gemerisik ranggasan
layang terbang layangan

aku merindukan
datangnya lagi
angin menabur
dedaunan kering,
kering,
dan kering
tiup angin

aku merindukan
kemarau
memainkan
warna indah
oranye di atas hijau
indah
ketidakteraturan awan
indah, dan indah
indah

aku merindukan
datangnya lagi
canting alam
membatik meriah suasana
...dan kutunggu
hingga datang kering
kering,
dan kering

01 July 2005

Awake, No More

sleep..
and dream more..
of me, of you,
of us, of everyone you know

sleep..
and i'll meet you there
i'll dream, you'll dream..
i'll breathe, and you'll be my air

must i,
i ask of you
wake up if you do?
when why would i, i'd be losing you.

should i,
i ask of you
be letting you go?
for if i do, when would you know?

sleep
and dream more
i'll meet you there
and be awake, no more.

Dreamland Recorder

fabulous things are still faraway
but you may do what they'd always say
i think it's been a matter of history
and as long as it is, it would always be.

but history is manipulaion
and your mind's been playing tricks on you
we're at the heels of revolution
moving upwards slowly solving clues.

but when you're finally there
i'd already be waiting
with a camera of any kind
so long it's time it's killing.

... and make a still out of it
of not being alone under the crimson-colored sky
sprayed by the extravagant fountain
and the green's beautiful enough to die.

...and make a tape out of it
with a dreamland recorder
we've gone for years now,
should there be a reason to falter?

Menghamburlah Kepadaku

Matahari mencair di indahnya merah laut senja,
Dan kau menatap air matanya dengan penuh duka.
Hanya menunggu datangnya badai berkepanjangan
Berpura-pura tegar meyakini; dirimu pasrah.

Tapi ketika warna hatimu menjadi kelam
Dan ketika luka itu menjadi tak berperi,
Menghamburlah kepadaku untuk suatu jeda dari siksa.

akan kusambut dengan perisai indah penahan lara,
atau merangkulmu saat kau lelah merintih..
dan kubuat badai itu menjadi ketenangan yang meraja.

Untuk Sementara

Untuk sementara,
Biarkan aku berduka
Di balik rentetan gigi yang terlihat saat aku tertawa
Agar sakit itu nyaman rasanya.

Untuk sementara,
Biarkan pedih itu tinggal sejenak
Sampai saatnya ia tergantikan
Oleh luapan kegembiraan yang akan tiba kembali.

Untuk sementara,
Acuhkan airmata ini,
Pasangkan topeng panggungku dengan sempurna,
Dan mainkan tali penarik tirai tanpa pertanyaan.

Untuk sementara,
Arahkan lampu panggung ke lakon lain,
Sembari aku duduk di sudut panggung
Menikmati tangis ini.

Maka Identitas Tidak Lagi Menjadi Soal

Ketika gaung kalimat kebenaran sudah terdengar
Begitu jelas di telinga
Begitu sakit terasa
Itulah waktuku untuk bersembunyi

Untuk sekali ini saja, biarlah kakiku melangkah!
Setidaknya jauh menepi
Dari ombak air bersahutan
Datang dan pergi...datang dan pergi

...persembunyian dari harap...
...imaji yang tak berbalas!
Yang berawal dari cabang yang kulangkahi sembari menatapmu.

Aku hilang arah - tujuan kemana seharusnya jejak kularikan
Dunia ini lelucon kosong!
Tanpa warna, tanpa suara,
Tanpa harum, tanpa rasa!

Aku terjebak dalam labirin ke'andai'an...
Sayangnya, tanpamu.

~ maka identitas tak lagi menjadi soal,
jika tidak ada engkau untuk mengenalku.

oLtArIaN vKeAzL I

Akan kuungkap semua
Tepat kali lain jika kau bertemu denganku
Karena kali itu, matamu
Akan melihatku melihatmu.

Ya, kuungkap semua cerita..
Segala muram, durja, dan murka selayak Kurawa membenci Pandawa
Segala cita, ria, dan suka selayak Bima berputra Gatotkaca.
Segalanya tentang kita.

Tentu saja, kali ini tanpa embel-embel cerita wayang.
Hanya kata, wacana sebenar-benarnya.

Pelangi Cinta Berselimutkan Durja

Siang ini hatiku tertusuk
Oleh garis-garis tajam pelangi cinta
Yang hadir lewat kata-kata indahmu
Yang Sayangnya tertujukan pada seorang lain.

Betapa indahnya warna darah itu
Ketika menghujam sebuah pisau laknat
Yang mendarat pedih dan disesali
Di tempat aku menyimpan cinta untukmu.

Sulit rasaku melawan gravitasi
Untuk naik kembali ke permukaan bumi
setelah jauh aku tertelan - menuju kulit neraka
merasakan tajamnya balutan duri bertopeng kecewa

Pelangi cinta itu berselimutkan durja
Yang tak akan terbuka sebelum - mungkin - kiamat.

Tapi pada akhir waktu, jika datang akhir waktu,
Aku akan belajar kembali melihatmu

Hanya saja kali ini dengan menutup mata.

Kapanlah Akan Datang

Mungkin kalau bukan hari ini,
Saatnya akan datang esok lusa
Untuk menggeser imaji dengan gambaran
Murka akan keadilan yang tak kunjung datang

Alasan tak pernah masuk akal..
Namun akalpun tak jelas warasnya.

Jika esok lusa ia tak datang pula
Masa depan masih luang - lapang.
Kecuali jika waktu hancur dan binasa,
Tanpa pagaran dan batas ia luas terbentang.

Tapi rongga itu terlalu luas
Untukku mengambang sendiri.
Timbangan itu masih timpang,
Dan sayangnya ia tidak memihakku.

Capit-capit kokoh dengan hati bijaksana telah pergi
Namun aku bukan boleh menggapai..
Bukan pula bisa mencapai dan merengkuh kembali
Indahnya hati itu

Maka kepadaNYA..
Entah sampai kapan, aku rahasiakan selintas kalimat cinta.

Kenbali, Dan Kembalilah

Maka kembalilah,
Wahai merpati kedamaian
Sebagai pengganti isi sebuah rongga kecil di dada
Bekas wadah rasa yang tak berbalas

Saat gerak tak lagi mungkin menjadi gemulai
Dan parau telah menjadi warna suara
Sayapmulah sebenda,
Sebuah harapan!

Kembalilah kepadaku,
wahai lambang alur halus akan rasa bertitel cinta!
Dengan paham damai membekas,
Penuhilah ruang kosongku.

Equilibriumku Hancur

Hilang keseimbanganku malam ini,
Namun tak jelas
Ke kiri atau ke kanan..
Atau mungkin dalam diam.

Daratan menghilang dan membaur dengan lautan
Seakan batasan yang bernama 'pantai'
Kehilangan karang dan pasirnya
Tenggelam dalam pasang tiga samudera.

Equilibrium hancur tak bersisa
Ikut terbawa ombak begitu kuatnya
Hanya pusaran angin menemani malam
Sebagai refleksi dari nurani yang porak poranda.

Titian itu tak lagi kelihatan
Ia menghilang jauh dari perlahan
Seiring dengan kabut yang menghalangi mata
Seirama dengan lagu sedih yang dilantunkan bulan.

Hilang keseimbanganku malam ini
Dan terpaksa aku jatuh,
dengan sukarela.

Lengan-lengan Cakrawala

Melangkahlah kemari temanku,
Kutunjukkan kepadamu yang akan selalu hilang
Daripada hidupmu.

Melangkahlah kemari dan lihatlah
Mataku menawarkan pelukan
Yang datang dari lengan-lengan cakrawala
Sebagai penyadarmu.

Matahari senja itu akan terus hadir di sini
sembari kau dipeluk, direngkuh,
Oleh lengan-lengan kokoh pengikat bumi,
Hanya agar tak kau ikuti senja sedih ini
~ singgasana tempat sang surya berpendar durja.

Bukan Untukku

Hidup ini sayang untuk dilewatkan, katamu
Ya, kalau saja ia memang berharga
Dengan lelatu-lelatu kecil yang timbul
Sedemikian indahya setiap kali kau lalu.

Hidup ini begitu manis, katamu
Ya, kalau saja ia tidak terlalu penuh
Dengan gemuruh suaraku sendiri
Merintih dan merintih.

Besok Malam Saja

Hari ini aku menyapa malam,
Memuji langit dan bintang miliknya.
Aku tersenyum, sedikit memicingkan mata,
Dan terteteslah sebentuk air titik hati.

Saat ini tak ada yang lebih baik untukku
Daripada jatuh ke ketiadaan.
Karena aku takut, tak ada lagi yang sanggup kulepas,
Dan aku takut akan kesayupan sosok yang biasa kulihat jelas...

Dan saat ini tak ada yang lebih baik untukku
daripada lari dari nyata
dan menghindar jauh darinya..
jatuh ke ketiadaan hampa.

Tapi, astaga...
Malam ini begitu terpuji, dan aku tak bisa berpaling darinya.

-biarlah aku jatuh..
Besok malam saja.

Degradasi Kesedihan

Hal bagus menimpaku hari ini
Dan menyeretku dari lautan durja
Setelah sekian lama aku kehabisan nafas
Sukarela, tenggelam di dalamnya.

Hal bagus membuatku tersenyum hari ini
Tulus, bahkan hingga tawa.
Sehingga perih yang tadinya sangat
Seketika berubah sampai hampir tiada.

Ini suatu sempurna,
karena akulah garis terakhir yang tercipta
pada pelangi
Yang terakhir di, dan merasa terpuji.
Setelah sekian lama, akhirnya terjadi..

sebuah degradasi

Kepada Pujangga

Kepada pujangga,
Telah kulontarkan sebuah pertanyaan
Yang tak perlu jawaban, benar!
Hanya sekedar renungan.

Kepada pujangga,
Telah kuberikan kepadamu
Untuk menenggak anggur bersama;
Sebuah undangan bertulis tangan

"ah! Lihat," kataku pada pujangga
Bulan sempoyongan seakan bertarian.
Pun juga yang diberinya sinar, malam.

Pujangga, sahutlah kalimatku
Sambutlah dengan segenap luas hatimu itu,
Sambutlah dan jangan diam.

Lalu, Pujangga...

betapa aku suka 'suara'mu
Karena suara itu adalah caramu
Meninggalkan - menegaskan - sebuah identitas di dunia
~ di hatiku.

Kepada pujangga,
Aku cinta 'suara'mu.